Jiwa Yang Kesepian

Sarah, 15, Singapura

Pesta ulang tahun itu sangat meriah. Malam sudah semakin larut dan Edward tak dapat lagi menahan rasa kantuknya. Jam di tangan kirinya sudah menunjukkan pukul tiga pagi dan ia memutuskan utnuk segera pulang ke rumah. Setelah berpamitan pada tuan rumah, ia pun menuju ke jalan di depan rumah di mana ia memarkirkan mobil BMW hitamnya.

Ia menyalakan mesin mobil dan bersiap untuk meninggalkan tempat itu. Tepat pada saat itu mendadak ia merasakan lubang knalpot mobilnya seperti ada yang tersumbat dan terbatuk-batuk sebelum akhirnya mesin mobil BMW-nya mati. Ia berusaha menyalakan mesin mobilnya kembali. Tetapi tidak berhasil. Dengan kesal ia terpaksa keluar dari mobilnya untuk memeriksa.

"Tidak ada apa-apa," gumamnya pelan.

Ia berdiri dan menuju ke bagian depan untuk membuka kap mobil ketika samar-samar ia mendengar siulan pelan dari arah belakang mobilnya. Ia kembali menghampiri dan melongokkan kepalanya ke kolong. Ia tetap tidak menemukan apa-apa di bawah mobilnya. Ketika ia membalikkan tubuhnya, ia terkejut.

Di hadapannya berdiri seorang anak laki-laki kurus. Pakaiannya compang-camping dan tampangnya sangat kumal. Dari ujung bibirnya keluar sedikit darah. Anak itu berkata lirih,

"Mengapa kau bunuh aku dan meninggalkan aku di sini sendirian? Aku kedinginan dan aku tidak mau sendirian... kembalikan nyawaku ...!"

Edward tersentak! Ia menyadari bahwa sosok di hadapannya bukanlah manusia. Keringat dingin mulai mengucur di dahinya. Tubuhnya gemetaran. Sementara itu 'anak kecil' itu masih terus berkata lirih sambil merintih-rintih.

Akhirnya Edward mengumpulkan segenap keberaniannya dan segera masuk ke mobil dan meninggalkan tempat itu. Dari kaca spionnya ia dapat melihat 'anak' itu melambai-lambaikan tangan kepadanya.

Beberapa hari kemudian ia menceritakan peristiwa yang dialaminya malam itu. Beberapa temannya mengatakan bahwa itu adalah roh seorang anak kecil yang meninggal karena tertabrak mobil beberapa bulan sebelumnya. Tetapi si penabrak tidak bertanggung jawab dan melarikan diri. Anak malang itu kemudian meninggal di tempat kejadian karena kehabisan darah. Sejak saat itu pada malam-malam tertentu roh itu suka menampakkan diri karena ia masih tak dapat menerima keadaannya. Ia merasa sedih karena jiwanya direnggut secara tiba-tiba .

0 komentar: