Penampakan Nenek-Nenek

gw punya cerita juga bro, kebetulan pas kejadian gw lagi ada disitu..
tempat kejadiannya di rumah ke dua gw di pondok kacang daerah tangerang, daerah tempat gw ini masih banyak kebon gitu bro, banyak yang nginep atau maen ke tempat gw itu ngalamin kejadian yang aneh, ada yang liat penampakan nenek-nenek di bekas kandang kambing belakang rumah gw, ada juga yang pernah dipelintir lehernya gara-gara sembarangan ngambil kayu dari bekas tuh kandang, ada juga yang pernah dibanting-banting pas lagi nginep, gw sendiri alhamd belom pernah nemuin langsung yang kayak begituan..
sampe satu waktu gw ngajak temen gw nginep disitu, kebetulan kita tidur gelaran tiker deket pintu depan.. masuk jam 2 temen gw yang belom tidur denger ada orang yang ngetok-ngetok pintu, cuma anehnya ketokannya itu kayak ada iramanya.. ada sampe sekitar lima menit bunyi ketokannya, temen gw g berani buat buka pintu.. pagi2nya dia cerita ke gw, kebetulan yang biasa nungguin rumah gw lagi ada disitu, dibilangin d akhirnya klo dipohon rambutan pas depan rumah gw ada yang huni dan biasanya klo ada orang baru yang maen kesitu suka diisengin, klo tuh pintu sempet dibuka, temen gw itu bakal dapet kenalan baru katanya... dan siangnya gw tanya ke orang sekitar yang udah sepuh ternyata bener, dan bukan dipohon rambutan aja tapi didaerah situ yang namanya riwa-riwa (makhluk halus) sering banget berkeliaran, malah ada yang pernah mergokin kuntilanak deket tempat galian sumur di rumah tetangga gw...


Seperti yang Diceritakan : fatihaja di kaskus.us

Hantu Tak Berkepala

ini pengalaman pribadi waktu saya kecil

jaman dulu skitar taun 1990an d deket rumahku santer bgt kabar klo ada hantu tanpa kepala ( klo jam 18:00 pasti jalan dah sepiiiiiiiiiiiii bgt). nah suatu ketika
aku abis maen petak umpet ama sodara2 ku ( secara masi musim liburan skolah waktu itu ). waktu itu lagi mulai seru2 nya maen petak umpet ( emang ga sampe kluar rumah cuman d dalem ruangan skitar rumah aja ) aku ngumpet d blakang gordyn jendela ruang tamu. tu jendela pas menghadap jalan dan sebuah rumah kosong d sebrang jalan itu. pertama ngumpet d situ aku masi ga sadar, tak pikir cuman liat orang lagi duduk2 d teras rumah kosong depan rumahku, pas aku ngumpet yg ketiga kalinya baru aku liat djelas.. tu orang ternyata ga ada kepalanya...hiks hiks besoknya aku sakit demam sampe seminggu...


Seperti yang diceritakan : dprawoko di kaskus.us

Pengalaman Pribadi

Ceritanya sih di deket kopertis di bendan deket ama stikubank
Sebenarnya dah ada yg pernah cerita soal ini di thread sebelumnya, cuma mo berbagi aja sama warga forsup.
Kejadian th 94 ato 95 waktu awal2 lulus sma, biasalah namanya anak muda waktu itu, suka cari2 hal yg menantang, pengen buktiin kalo di deket kopertis bener ga ada hantu ce, yg katanya tuh ce di bunuh ama pacar dan mayatnya dibuang di deket kopertis (kebetulan tuh ce kakak kelas waktu di sma).
Waktu itu berangkat dari rumah teman dah kumpul 8 orang dan berangkat naek motor. Jalan lewat stikubank dan pas di puncak jalan itu berhenti semua, teman2 pada matiin motornya kecuali motorku yg waktu itu boncengan ama teman yg punya kelebihan dibanding teman2 yg laen. Baru aja berhenti tiba2 ada bau harum seperti bunga yg melintas, kebetulan aku yg berada di tepi jalan mencium bau itu yg pertama sama teman yg bonceng, sedangkan teman2 yg laen agak ke tengah berhentinya ( jalan sepi banget soalnya dah jam 12 lewat). Sempat diam sejenak trus temanku nepuk bahu nyuruh aku jalan, dan yg laen juga tiba2 idupin motornya masing2, soalnya pada kaget ada bau harum yg melintas dan disekitar ga ada bunga sama sekali. Akhirnya tancap gas turun lewat sisi jalan satunya lagi yg kearah pawiyatan luhur. Tiba di bawah jembatan tol, aku disuruh liat trus ke arah depan ga boleh nengok ke kanan ya udah nurut aja waktu itu soalnya dah merinding nih badan, akhirnya dah lewat jembatan tol dan balik lagi ke arah menoreh berhenti di warung soalnya ada teman yg ketakutan. Sambil minum teh anget tanya ke teman yg bonceng ada apa tadi, katanya waktu di jembatan dia melihat ada pocongkan waktu mo masuk ke jembatan, makanya aku ga bole liat ke kanan katanya daripada aku ga konsen liat bawa motor.


Seperti yang diceritakan : weroq
Berlokasi di Semarang

Setan Dandutan

d daerahku pemalang ( panturan ) ada kejadian aneh yang sampe sekarang masih terjadi. ada sebuah kuburan yg super angker ( padahal d tengah kota lho )
tu kuburan klo maw ada penghuni baru ( ada orang meninggal ) malemnya pasti terdengar musik dangdut kayak orang lagi orkesan, dari jam 9 malam sampe jam 6 pagi. suaranya juga keras. dulu pas pertama pulang kampung semept ga bisa tidur, tak pikir " tu orang kurang ajar bgt nyetel musik keras2 sampe pagi ". besok nya aku tanya ke ibu ku....jawabnya " wes seminggu kuwi koyo ngono ( sudah 1 minggu itu kejadian seperti itu ). aku tanya sama temen2ku di pemalang semua pada denger ( secara rumahnya pada jauhan and ga 1 kelurahan ). suatu saat ada sekumpulan anak2 muda kampung situ yg maw mencari asal dari suara itu, pas d cari tu suara pindah2 ( klo kita ke timur dia pindah ke barat, klo kita ke barat dia pindah ke selatan bgt seterusnya ) sampe ada yg bilang " udah kita berpencar aja ".

nah pas berpencar suara itu mulai berpusat pada 1 area...ternyata dia berasal dari kuburan itu

dulu ampir tiap hari denger suara itu, skrg sih cuman klo maw ada orang ninggal baru kluar tu suara ( yg denger 1 kabupaten pemalang )


Seperti yang Diceritakan dprawoko di kaskus.us

Cincin Pernikahan

Tahun 1944, Lorraine Johnson adalah seorang ibu rumah tangga muda yang baru menikah yang hidup di kota kecil Driftwood di Pennsylvania, Amerika Serikat. Suaminya, Charles Johnson adalah seorang pilot pesawat pembom dari Angkatan Udara Amerika Serikat yang tengah bertugas di Eropa dalam usaha pasukan Sekutu merebut kembali negara-negara di Eropa yang tengah diduduki Nazi Jerman pada saat itu. Mereka belum dikaruniai seorang anak. Namun Lorraine sangat akrab dengan lingkungan sekitarnya termasuk semua tetangga-tetangganya. Lorraine sangat mengenal mereka satu persatu. Di lingkungan Lorraine tinggal, terdapat sebuah gereja di mana Lorraine sangat aktif mengikuti kegiatan-kegiatan di gereja tersebut terutama setelah sang suami berangkat ke Eropa untuk berperang. Di gereja itulah biasanya juga orang mendengar mengenai berita-berita perang di garis depan, selain itu gereja itu juga sebagai tempat bersosialisasi para jemaahnya, karena itulah Lorraine sangat mengenal jemaah-jemaah gereja tersebut yang kebanyakan tentu adalah tetangga-tetangganya dan juga pendeta Paul Reeves, pendeta di gereja itu.

Suatu malam, atau tepatnya pagi dini hari, sekitar pukul 2, Lorraine terbangun dari tidurnya, ia mendengar lonceng gereja dibunyikan. Ia sedikit terkejut karena itu bertanda bahwa jemaah diajak berkumpul di gereja tersebut. Iapun sangat was-was karena tidak biasanya pendeta Reeves mengumpulkan jemaahnya di pagi buta seperti ini. Mungkin ada berita sangat penting yang harus disampaikan sehingga harus mengumpulkan jemaah sepagi ini, begitu fikir Lorraine dengan hati cemas. Lalu dengan berpakaian secukupnya Lorraine segera bergegas menuju gereja itu. Setelah sampai di gereja itu, Lorraine melihat gereja telah dipenuhi oleh jemaah, namun ia sangat heran karena tidak ada satupun jemaah yang ia kenal dan pula pendeta yang berbicara di atas mimbar juga bukan pendeta Paul Reeves yang ia kenal. Namun Lorraine berusaha untuk tetap tenang dan tidak banyak bertanya lalu ia mulai mendengar pendeta ‘asing’ tersebut berbicara di atas mimbar. Namun tiba-tiba pendeta tersebut berkata “Mari kita kumpulkan dana, untuk gereja kita dan juga bagi mereka-mereka yang tengah berperang demi keadilan di seberang lautan sana!” begitu himbau sang pendeta. Lalu seseorang dengan nampan kecil mulai mendatangi satu-persatu jemaah untuk dimintai sumbangannya didampingi oleh sang pendeta. Ketika sampai pada giliran Lorraine, ia baru sadar bahwa ia tak membawa uang sesenpun.

“Maaf pak pendeta tapi saya benar-benar lupa membawa uang” begitu ucap Lorraine.

“Tapi, anda sebaiknya menyumbang karena ini penting buat keadilan dan memenangkan perang” begitu ujar sang pendeta membalas ucapan Lorraine.

“Kalau begitu pak pendeta, izinkanlah saya pulang dulu sebentar untuk mengambil uang” begitu pinta Lorraine selanjutnya.

“Tak perlu, nyonya! Anda mempunyai cincin pernikahan di jari manis anda! Relakanlah itu! Tuhan akan memberkatimu Nyonya!” Begitu pinta sang pendeta.

“Tapi pak pendeta! Ini cincin pernikahan saya dan suami saya! Saya mohon, izinkanlah saya pulang untuk mengambil uang” begitu pinta Lorraine sekali lagi.

“Tak perlu! Ayo relakan!” Begitu pinta sang pendeta sekali lagi dengan sangat memaksa. Dan tiba-tiba seluruh jemaah yang ada di gereja itu serentak mengatakan “Relakan! Relakan! Relakan!” dalam bentuk sebuah koor. Karena malu, takut dan bingung dengan berat hati Lorraine mencabut cincin pernikahannya dari jari manisnya untuk diserahkan kepada orang yang membawa nampan tersebut. “Terima kasih!” begitu kata sang pendeta dengan nada datar. Karena sedih Lorraine segera menutup muka dengan kedua tangannya. Namun tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahunya sambil berkata:

“Lorraine!” begitu sapanya dengan ramah. Suara itu sangat ia kenal.

“Pendeta Reeves!” Lorraine membalas sapaan itu dengan hati lega.

“Sedang apa kamu di sini pagi-pagi begini Lorraine?” begitu tanya pendeta Reeves keheranan.

“Saya sedang menghadiri pertemuan di gereja ini, bukankah begitu?” jawab Lorraine.

“Pertemuan apa?????” tanya pendeta Reeves penuh keheranan.

Lorraine tiba-tiba tersadar bahwa ruangan gereja tempat ia berada ternyata kosong dan gelap.

“Sudahlah Lorraine! Ayo pulang! Mungkin anda terlalu lelah dan tertidur di gereja dan bermimpi. Atau bisa jadi anda berjalan sambil tidur!” begitu balas pendeta Reeves sambil tersenyum dan setengah bercanda.

“Tapi pendeta Reeves, pertemuan tadi sangat nyata!” dan tiba-tiba Lorraine tersadar bahwa cincin pernikahannya telah hilang dari jari manisnya.

“Pendeta Reeves, tadi saya menyerahkan cincin saya sebagai sumbangan dan kini cincin pernikahan saya benar-benar hilang, bagaimana ini bisa terjadi? Pertemuan tadi jelas-jelas nyata” sanggah Lorraine.

“Sudahlah Lorraine! Mungkin anda melepas cincin pernikahan anda dan anda lupa meletakannya di suatu tempat di rumah. Sudahlah, mari saya antar pulang! Kalau kamu mau bicara kita lanjutkan esok hari” begitu kata pendeta Reeves dengan ramah. Karena merasa agak malu dan tidak ingin mengganggu pendeta Reeves lagi, maka Lorraine segera memenuhi permintaan pendeta Reeves untuk pulang ke rumah.

Pukul 7 pagi, ketika Lorraine hendak membuat sarapan untuk dirinya, tiba-tiba bel pintu rumahnya berbunyi. Lorraine segera bergegas membukakan pintu. Ternyata dua orang dari Angkatan Udara membawa sebuah surat.

“Maaf nyonya! Kami harus mengantarkan berita duka ini!” Begitu kata salah satu di antaranya sambil membuka topi militernya sebagai tanda penghormatan. Mendengar hal itu tiba-tiba Lorraine menjadi sangat lemas, namun ia masih berusaha untuk membaca surat resmi dari Angkatan Udara tersebut. Di situ dijelaskan bahwa Charles Johnson, suami Lorraine tewas seketika karena pesawat bombernya ditembak hancur di udara oleh meriam anti serangan udara Jerman di atas daerah Fougères di Perancis. Pesawat tersebut tepat tertembak pada saat Lorraine melepaskan cincin pernikahannya pada saat di gereja malam itu.


seperti yang diceritakan : havana @ kaskus
(Diadaptasi dari : The Greatest Mystery Stories)

Selamat Datang

Selamat Datang di Cerita Pojok.
Sebuah Blog yang berisi kumpulan-kumpulan cerita unik, aneh dan tidak biasa dari berbagai sumber.
Hampir seluruh cerita yang ada di blog ini merupakan Copy Paste karen blog ini hanya berupa sebuah kompilasi cerita saja.